Posted by : cihuynutkid Thursday 9 May 2013



Mercusuar Iskandariah (Alexandria), menara inilah yang salah satunya membuat para tentara Muslimin yang ketika itu baru menaklukan kota Iskandariah begitu kagum tatkala bangunan itu menjulang didepannya. Menara ini terletak ditimur laut pulau Pharos yang bersambung ke kota melalui jalan panjang, tegak diatas lengkungan yang kuat, jalan ini mereka namai Heptastadium. Menara yang menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia ini banyak menyimpan cerita-cerita unik didalamnya. Saya yang tanpa sengaja mendengar cerita ini, mencoba menyusuri tiap-tiap bacaan yang sekiranya bersangkut-paut dengan keberadaan dan cerita mengenai menara ini. Dari berbagai sumber yang saya temui, menara atau mercusuar ini dibangun pada abad ke-3 SM, bangunan ini dirancang oleh Sostratus dan Snidus atas petunjuk Ptolemeus I, seorang panglima Alexander Yang Agung, yang ketika itu menjabat sebagai Gubernur. Namun dalam buku lain yang saya baca, menara ini dibangun oleh Ptolemeus II yang tak lain adalah anak dari Ptolemeus I. Namun dari perbedaan itu, menurut hemat saya bolehlah kita tarik kesimpulan dari keduanya yang menyebutkan menara itu dibangun pada masa Dinasty Ptolemeus, atau menyimpulkan yang lain yang lebih adil dengan mengambil jalan tengah lain. Sehingga akan ada perkiraan bahwa mercusuar itu dibangun oleh Ptolemeus I dan diteruskan pembangunannya oleh anaknya yaitu Ptolemeus II.

Ketinggian bangunan ini diperkirakan sekitar 115 meter, dan ini merupan bangunan tertinggi yang dibangun manusia dalam masa beratus-ratus tahun. Bangunan ini didirikan diatas batu karang dilaut, terbuat dari batu keras yang dipahat untuk kemudian dituangkan timah didalamnya sehingga tak ada bagian dalamnya yang dapat dimasuki air laut. Menara ini terdiri dari empat tingkat, yang pertama atau yang paling bawah adalah bangunan dengan persegi empat, sayangnya saya tidak bisa menemukan seberapa tinggi bangunan yang pertama ini. Lalu yang kedua berbentuk segi delapan, yang ketiga bulat, dan yang terakhir adalah bangunan terbuka dengan tempat-tempat api yang akan menjadi pedoman kapal serta sebuah kaca cermin besar. Mungkin karena tempat-tempat api ini pula ada sebagian sumber yang saya temui menamakannya Lighthouse of Alexandria. Konon api-api dibagian atas yang digunakan sebagai penerang itu dapat terlihat dari jarak sekitar 56 KM.

Pada setiap tingkat itu disertai balkon yang menghadap ke kota. Dalam menara terdapat pula bilik-bilik yang saling berhubungan, jumlah dan saling hubungannya menimbulkan banyak kekaguman. Diceritakan pula, konon setiap memasuki menara ini akan kebingungan dan akan sesat jalan karena banyaknya jumlah bilik itu, disamping tingkat dan lorong-lorong yang ada didalamnya. Yang tak kalah menarik adalah keberadaan cermin besar itu sendiri, selain bahan baku dan maksud ditempatkannya serta daya tahannya yang merupakan suatu keajaiban. Ada banyak cerita menarik mengenai kaca cermin yang berada diatas mercusuar ini, dimulai dengan cerita yang mengatakan bahwa cermin itu sangat besar terbuat dari batu tipis transparan, dan dapat melihat kapal yang datang dari kawasan Romawi yang cukup jauh dari pandangan mata. Yang lain bercerita tentang cermin itu menyebut kaca itu merupakan pembuatan yang sangat cermat, lalu yang lain bercerita bahwa cermin itu dari besi China. Yang paling menarik adalah kisah yang menceritakan bahwa cermin ini dapat membakar kapal-kapal musuh, yaitu dengan cara memutar kearah matahari yang condong keperaduannya. Saya sendiri belum bisa membayangkan hal ini, namun apapun itu saya yakin kita semua sepakat bila peletakan cermin dengan ukurannya yang besar tentu telah melalui pemikiran yang sangat maju pada masa itu.

Hal lain yang unik adalah ketika orang-orang muslim menguasai menara dan kota Iskandariah, menara itu masih dalam keadaan utuh, namun itu tak berlangsung lama. Banyak pihak yang menyebut menara itu telah dihancurkan separuhnya yang dikarenakan diketahui ada harta karun dibawah menara itu. Adalah seorang utusan dari Romawi yang mengatakan kepada seorang tokoh musim bahwa dibawah menara itu terdapat harta karun. Maka akhirnya pasukan dari pihak muslimin itu mencoba membongkar sebagian menara dan mencopot cermin besar itu, namun setelah sebagian dibongkar tak ditemukan apapun. Pasukan Musim tersadar kalau-kalau mereka telah ditipu, selain tak dapat harta yang disebutkan, pasukan muslimim pun tak dapat memantau keberadaan kapal-kapal pihak Romawi dari laut dengan cermin yang sebelumnya terpasang diatas menara itu. Sungguhpun telah membangun kembali dan meletakkan cermin itu diatasnya, namun cermin itu sudah tak berfungsi sebagaimana sebelumnya.

Bila cerita diatas benar adanya, maka saya pun menarik kesimpulan tentang api yang berada diatas menara itu yang dapat terlihat dari jarak 56 KM itu mungkin ada benarnya. Kobaran api itu memantul pada cermin yang ketika itu memang menjadi sebuah mata pengintai kapal-kapal pasukan Romawi, bahkan konon orang dapat melihat segalanya ke Konstantinopel melalui cermin itu. Sayangnya, bangunan ini kini hanya tinggal kenangan. karena bangunan ini telah hancur, meskipun bangunan ini tampak perkasa, namun bangunan ini sepertinya tidak dirancang untuk menghadapi gempa. Dalam berbagai sumber, ada sedikit perbedaan tentang jumlah gempa yang menghancurkan menara ini, ada yang menyebut sebanyak tiga gempa telah meluluh lantahkan menara ini, dan yang lainnya menyebutkan dua gempa saja. Yang sebanyak tiga kali gempa itu ditulis terjadi pada tahun 956, 1303 dan 1323, yang kedua gempa terakhir adalah yang disebutkan pada pendapat dua gempa yang lain. Hal ini hanya bagian kecil dari perbedaan, meskipun ada namun dengan menyebutkan salah satunya toh tahun pada yang kedua sama dengan yang lain, dan bencana yang menghancurkannya pun seragam, yaitu gempa.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

About

Menapaki tilas sejarah, seni, misteri, budaya, teknologi dan informasi umum

Total Pageviews

Recent Comments

Followers

- Copyright © bungpuyuh -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -