Posted by : cihuynutkid Thursday 9 May 2013


Kalatidha, sebuah puisi karya sastrawan surakarta yang sangat terkenal, menggambarkan sebuah zaman yang mulai rusak dan mengalami kerepotan. Puisi yang sangat menyentuh dari seorang bernama R. Ng. Ranggawarsita, semoga puisi ini dapat menyadarkan kita tentang dunia yang mulai edan sekarang ini.
R. Ng. Ranggawarsita - sumber http://sagasitas.org


Kalatidha

Keadaan negara waktu sekarang
sudah semakin merosot,
keadaan tata negara telah rusak,
karena sudah tak ada yang dapat dijadikan panutan,
sudah banyak yang meninggalkan petuah-petuah
serta aturan-aturan lama,
orang cerdik cendikiawan
telah terbawa arus zaman gemblung,
suasana sangat mencekam,
karena dunia penuh dengan kerepotan.

Sebenarnya, rajanya raja yang baik,
patihnya juga cerdik,
semua anak buahnya berhati baik,
pemuka-pemuka masyarakatnya juga baik,
namun, segala itu tak menciptakan kebaikan,
oleh karena daya zaman kalabendu.

Bahkan kerepotan-kerepotan makin menjadi-jadi,
lain orang lain pikiran dan lain maksudnya,
waktu itulah perasaan sang pujangga menangis,
penuh kesedihan,
mendapatkan hinaan dan malu,
akibat dari perbuatan seseorang,
tampaknya orang itu memberi harapan menghibur,
sehingga sang pujangga yang sangat gembira hatinya menjadi tak waspada.

Persoalannya dikarenakan kabar angin yang tak menentu,
akan ditempatkan sebagai pemuka,
tetapi akhirnya hanya kebohongan,
bahkan tak mendapat perhatian sama sekali,
sebenarnya kalau direnungkan,
apa gunanya menjadi pemuka,
hanya akan membuat kesalahan-kesalahan saja,
lebih-lebih bila ketambahan lupa diri,
hasilnya tak lain hanya kerepotan.

Menurut buku panitisastra,
sebenarnya sudah ada peringatan,
di zaman yang penuh kerepotan dan kebatilan ini,
orang yang berbudi tak terpakai,
demikianlah jika kita meneliti,
apakah gunanya meyakini kabar angin,
akibatnya hanya akan menyusahkan hati saja,
lebih baik membuat karya-karya,
tentang kisah zaman dahulu kala.

Membuat kisah lama ini,
dapat dipakai kaca benggala,
guna membandingkan perbuatan yang salah dan yang betul,
sebenarnya banyak sekali contoh-contoh dalam kisah-kisah lama,
mengenai kehidupan yang dapat mendinginkan hati,
akhirnya pasrah dan menyerahkan diri pada kehendak Tuhan,
segala itu karena tengah menghadapi kejadian yang tak masuk akal.

Hidup di dalam zaman gemblung memang repot,
akan mengikuti tidak sampai hati,
tetapi kalau tidak mengikuti geraknya zaman
tak mendapat apapun juga,
akhirnya dapat menderita kelaparan,
namun sudah menjadi kehendak Tuhan,
walaupun orang yang lupa itu bahagia,
namun, masih lebih bahagia bagi orang yang senantiasa ingat dan waspada.

Segalanya itu sebenarnya dikarenakan keinginan hati,
betul tidak? memang benar kalau ada yang mengatakan demikian,
namun, sebenarnya di dalam hati repot juga,
sekarang sudah tua,
apa pula yang dicari,
lebih baik menyepi diri,
agar mendapat ampunan dari Tuhan.

Lain lagi bagi yang sudah kuat,
mendapat rahmat Tuhan,
bagaimanapun, nasibnya selalu baik,
tidak perlu bersusah payah,
tiba-tiba mendapat anugerah,
namun demikian, masih juga berikhtiar.

Apapun dilaksanakan,
hanya membuat kesenangan,
pokoknya tidak menimbulkan persoalan,
agaknya ini sesuai dengan petuah yang mengatakan
bahwa manusia itu wajib ikhtiar untuk terus memilih jalan yang baik,
disertai dengan usaha,
juga harus awas dan waspada agar mendapat rahmat Tuhan.

Ya Allah ya Rasulullah,
yang bersifat pemurah dan pengasih,
mudah-mudahan memberikan pertolongan kepada hambamu
di saat-saat menjelang akhir ini,
sekarang kami telah tua,
akhirnya nanti bagaimana?
hanya Tuhanlah yang mampu menolong kami.

Mudah-mudahan kami dapat sabar dan sentosa,
seolah-olah dapat mati di dalam hidup,
lepas dari kerepotan,
serta jauh dari keangkaramurkaan,
biarkanlah kami hanya memohon karunia-Mu,
agar mendapat ampunan sekadarnya,
kemudian kami serahkan jiwa dan raga kami.

Sumber: Zaman Gemblung karya: Sri Wintala Achmad

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

About

Menapaki tilas sejarah, seni, misteri, budaya, teknologi dan informasi umum

Total Pageviews

Recent Comments

Followers

- Copyright © bungpuyuh -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -