Archive for 2013

Istana JP Coen dihancurkan Deandels

Monday 13 May 2013
Posted by cihuynutkid


Ternyata Jakarta bukan hanya memiliki Istana Merdeka dan Istana Negara yang masing-masing menyatu di Jalan Veteran dan Medan Merdeka Utara. Jauh sebelumnya, Gubernur Jendral VOC Jan Pieterzoon Coen telah membangun sebuah istana, meski lebih sering dikenal dengan sebutan kastil. Sayangnya,kastil itu kini telah tiada karena sudah dihancurkan oleh Gubernur Jendral Deandels, ketika dia memindahkan pusat kota ke sekitaran  Lapangan Banteng dan Gambir. Dahulu, dalam kastil ini berdiri bangunan seperti istana gubernur, rumah dewan penasehat, kepala seksi, kantor pengacara, tempat pembuatan roti, apotik, gereja dan banyak lagi, sampai rumah untuk bersenang-senang pun ada didalam kastil ini.
Deandels menghancurkan bangunan ini, karena pada saat itu, bangunan ini menjadi sarang penyakit, karena banyak kanal menjadi endapan lumpur. Batavia pada abad ke-18, setelah terjadi letusan Gunung Salak di Bogor, kanal-kanal terendap lumpur, sementara rumah rumah Belanda letaknya ditepi kanal. Akibatnya, terjadilah wabah endemik yang membawa penyakit mematikan. Batavia yang sebelumnya dijuluki Ratu dari Timur berubah menjadi kuburan Belanda.
Kemudian Deandels memindahkan pusat kota ke arah selatan yang bernama Weltevreden yang artinya kira kira sangat puas. Dan orang Belanda pun ramai ramai meninggalkan kotatua disekitaran Glodok. Welyevreden pun berkembang setelah berbagai tempat hiburan dibangun termasuk hotel, rumah makan dan pertokoan.
Kastil ini dulunya terletak disekitaran tidak jauh dari galangan kapal VOC yang kemudian menjadi Menara Syahbadar (kini Museum Bahari).



Source: "Waktu Belanda Mabuk Lahirlah Batavia" karya Alwi Shahab





Glodok masa lalu ramai dengan manusia yang lalu lalang. Sado merupakan alat transportasi utama kala itu, sedangkan becak baru muncul setelah pendudukan Jepang (1942-1945). Kini banyak warga Tionghoa di Glodok yang menjadikan kawasan ini sebagai tempat menggelar barang dagangannya. Sebagian mereka kini pindah ke kawasan elite dan memiliki rumah mewah, seperti di Pantai Indah Kapuk, Pluit, Sunter, Ancol, dan Pondok Indah. Glodok pada masa Belanda seperti juga masa sekarang, merupakan wilayah ekonomi yang tak henti memompa denyut perdagangan, bukan sekedar kawasan yang identik dengan Pecinan. Dalam sejarah kontemporer Jakarta, Glodok punya banyak arti: perjuangan kaum migran, kejayaan, keterpurukan, dan perlawanan terhadap nasib dan penindasan. Ada banyak hal yang mengenang Glodok tempo dulu: para kapiten China selama ratusan tahun berjaya, ribuan orang China pernah dibantai dengan kejam oleh Belanda, nostalgia Imlek, Cap Gomeh, dan Peh Cun.

Jejak tersebut terus luntur dimakan waktu dan zaman. Padahal, itu nasih tetap terasa kental dan menjadi sejarah yang memperkaya Jakarta. Setelah 30 tahun dilarang oleh Orde Baru, kini setiap menjelang Imlek kita dapati Glodok tengah bersiap merayakan tahun barunya itu. Tidak disangsikan lagi, Glodok adalah daerah tradisional. tradisi yang berasal dari negeri leluhur ketika mereka bermigrasi besar besaran sekitar ratusan tahun yang lalu dari daratan China. Kalau kita mau lebih mendalam lagi mengetahui asal usulnya, Glodok berasal dari nama yang berbunyi grojok grojok. Tempat ini merupakan tempat pemberhentian kuda kuda pengangkut beban untuk diberi minum. Di kawasan Glodok, terdapat pertokoan Pancoran yang dulunya adalah tempat orang mengambil air minum dan mandi.

Menjelajah atau membayangkan abad ke-19 dan awal abad ke-20, kita akan mendapati orang Tionghoa lalu lalang dengan rambut dikepang panjang ke belakang dan bagian depan dicukur licin. Hal itu merupakan tradisi warisan dari Manchu yang menjajah daratan China selama tiga ratus tahun. Pemerintah kolonial Belanda sendiri, di samping mengharuskan orang China tinggal di satu tempat, melarang mereka berbusana seperti pribumi dan barat. Mereka yang melanggar aturan ini dikenakan hukuman denda bahkan kurungan.


Source: "Waktu Belanda Mabuk Lahirlah Batvia" karya Alwi Shahab

Trem Batavia

Friday 10 May 2013
Posted by cihuynutkid


Rencana angkutan massal di Jakarta bukanlah hal baru, jakarta telah mempunyai angkutan massal dari jaman penjajahan dulu. dulu Jakarta punya angkutan massal berupa trem yang digerakkan oleh kuda dan sempat menjadi sangat digemari kala itu. Trem tenaga kuda ini bermuatan sekitar 40 penumpang, hingga pada akhirnya digantikan oleh trem tenaga uap dan listrik. Trayek trem ini dimulai dari Kota Intan yang kala itu bernama Amsterdam Poort ke Jalan Gajah Mada - Hayam Wuruk yang dimasa penjajahan dulu bernama Molenvliet dan berakhir di Harmoni. Dua bulan kemudian barulah ada penambahan trayek ke Tanah Abang, Jatinegara, Kramat dan Jalan Veteran.

Bunyi terompet pada saat itu adalah hal yang biasa, karena trem ini menggunakan terompet sebagai klakson, dan ketika ada penumpang yang akan turun, si penjual karcis membunyikan lonceng. Bukan tanpa masalah, dengan adanya trem ini, menimbulkan banyak masalah terutama soal kebersihan jalan. Karena binatang ini tidak mengenal tempat ketika membuang kotoran atau pun buang air kecil, sehingga jalan-jalan penuh dengan kotoran dan kencing kuda. Dan yang sangat mengenaskan adalah kuda-kuda sering kewalahan menarik penumpang yang jumlahnya puluhan itu. Sebuah surat kabar waktu itu pernah mengabarkan bahwa di tahun peresmian awal, yaitu tahun 1869 sampai tahun 1872 trem tenaga kuda ini mengakibatkan 545 kuda meninggal. Hal ini disebabkan karena kuda-kuda itu kelelahan.

Trem kuda ini tamat riwayatnya di jakarta sekitar tahun1881 dan digantikan oleh trem tenaga uap. Dan pada tahun 1899 kendaraan umum di Batavia didominasi oleh trem listrik yang akhirnya tamat juga riwayatnya ditahun 1960'an.


Source: buku "waktu belanda mabuk lahirlah batavia" - Alwi Shahab -


sumber gambar: samosmanbooks.com


Berawal dari seruan perang salib yang digagas oleh Paus Urban II, jutaan manusia berkumpul untuk mengikuti perang suci ini. Bukan hanya dari klangan bangsawan dan ksatria, ekspedisi ini diikuti pula oleh rakyat biasa dan miskin. Sepanjang ekspedisi perang suci ini, para ksatria perang salib menjelma menjadi kekuatan yang besar, dan seiring kekuatan yang semakin membesar, bergeser pula tujuan awal mereka yang sebelumnya mengatas namakan kesucian dalam perang mereka, kini menjadi perang perampasan kekuasaan. Hal ini terbukti dari penyerangan mereka ke Konstatinopel, dan penjarahan besar-besaran, sebab pada masa itu kota Konstatinopel adalah kota nasrani. Jadi dengan kata lain, para ksatria perang salib sudah mengenyampingkan urusan keagamaan dalam kelanjutan ekspedisi ini. Bukan hanya di Konstatinopel, para ksatria perang salib ini juga melucuti emas-emas di kota kristiani lainnya yaitu Hagia Sopia. 


Setelah perjalanan panjang, sampailah para pejuang salib ini di Jerusalem, dan setelah pengepungan beberapa minggu, akhirnya kota Jerusalem dapat ditaklukan oleh pejuang salib ini. Dalam upaya menguatkan pijakannya di timur tengah, para pejuang salib membentuk berbagai organisasi ketentaraan guna melawan musuh-musuh mereka. Mereka membentuk aliran-aliran ketentaraan dan melatih tata cara ketentaraan kepada pengikutnya. Beberapa aliran itu adalah Knight Teutonic, Knight Hospitality, Knight St John dan sebagainya. Namun bukan aliran yang tersebut itu yang nantinya akan menjadi sejarah panjang perjalanan pejuang salib ini. Ada satu aliran yang bernama Knight Templar yang akan mempengaruhi perjalanan sejarah dunia.

Dua puluh tahun setelah pajuang salib menguasai Jerusalem, dua orang pejuang salib dari Prancis yaitu Hugh de Payens dan Godfrey de St Omer menggagas aliran Templar ini. Knight Templar. Dari yang awalnya hanya sembilan orang pengikut, aliran ini tumbuh sangat pesat dan mendirikan basis kekuatan di bekas reruntuhan kuil Sulaiman. Para Knight Templar menyebut diri mereka dengan sebutan “tentara miskin”. Namun hanya dalm waktu singkat, mereka menjelma menjadi orang-orang kaya dan terpandang. Mereka mengawal penuh para peziarah dari Eropa yang ingin berziarah ke tanah Palestina, dan mereka hidup mewah dari uang para peziarah itu. Namun kekuatan mereka ternyata tidak sekuat kala pasukan salib pertama kali datang ke Jerusalem, hal ini ternukti dengan kalahnya mereka para perang Hittin di tahun 1187 terhadap pasukan Muslim yang dikomandani oleh Salahuddin Al Ayuubi. Dalam tekanan yang berat, para Templar tercerai berai, banyak dari mereka yang tewas dan sisanya melarikan diri ke Eropa. Dengan sisa yang ada, mereka mulai menyusun kembali kekuatan, namun alih-alih menyusun kekuatan, desas desus tentang penyelewengan Ksatria Templar ini mulai membuat gerah Kependetaan di Eropa. Aliran ini mulai bergeser pada kemurtad-an terhadap Kristiani, bahkan saat masih menguasai Jerusalem, aliran ini telah mengambil doktrin mistik dalam ritualnya. Akhirnya pada tahun-tahun berikut, ada pemerintahan untuk menangkap anggota-anggota aliran ini dan menghukumnya.

Namun meski telah resmi dibubarkan, anggota-anggota Templar tidak serta musnah. Pada tahun-tahun pelariannya, beberapa anggota menemukan tempat dimana kekuasaan tempat itu tidak mendukung kekuasaan Gereja Katolik yang notabene telah menghancurkan Ksatria Templar ini. Adalah kerajaan di Skotlandia dimana tempat aman bagi Ksatria Templar yang tersisa untuk membangun kekuatan baru. Dibawah perlindungan raja Skotlandia, Robert the Bruce mereka mulai menyusup ke dalam Gilda (persatuan pekerja) terpenting di Inggris. Para Ksatria Tempar yang tersisa menyamar sebagai tukang batu dan dapat perlindungan penuh raja Skotlandia. Lebih lanjut mereka masuk kedalam lodge-lodge masonry dan menguasai lodge-lodge ini. Pada era modern lodge ini berganti nama menjadi Masonic, salah satu cabang tertua dalam Freemason adalah cabang Scottish Rite, dimana isinya adalah mantan Ksatria Templar yang mendapat perlindungan di Skotlandia. Dan seiring dengan berjalannya waktu, para Ksatria Templar ini mulai berdiri paling depan dibawah panji Freemason.

Source: berbagai sumber

Mercusuar Iskandariah

Posted by cihuynutkid


Mercusuar Iskandariah (Alexandria), menara inilah yang salah satunya membuat para tentara Muslimin yang ketika itu baru menaklukan kota Iskandariah begitu kagum tatkala bangunan itu menjulang didepannya. Menara ini terletak ditimur laut pulau Pharos yang bersambung ke kota melalui jalan panjang, tegak diatas lengkungan yang kuat, jalan ini mereka namai Heptastadium. Menara yang menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia ini banyak menyimpan cerita-cerita unik didalamnya. Saya yang tanpa sengaja mendengar cerita ini, mencoba menyusuri tiap-tiap bacaan yang sekiranya bersangkut-paut dengan keberadaan dan cerita mengenai menara ini. Dari berbagai sumber yang saya temui, menara atau mercusuar ini dibangun pada abad ke-3 SM, bangunan ini dirancang oleh Sostratus dan Snidus atas petunjuk Ptolemeus I, seorang panglima Alexander Yang Agung, yang ketika itu menjabat sebagai Gubernur. Namun dalam buku lain yang saya baca, menara ini dibangun oleh Ptolemeus II yang tak lain adalah anak dari Ptolemeus I. Namun dari perbedaan itu, menurut hemat saya bolehlah kita tarik kesimpulan dari keduanya yang menyebutkan menara itu dibangun pada masa Dinasty Ptolemeus, atau menyimpulkan yang lain yang lebih adil dengan mengambil jalan tengah lain. Sehingga akan ada perkiraan bahwa mercusuar itu dibangun oleh Ptolemeus I dan diteruskan pembangunannya oleh anaknya yaitu Ptolemeus II.

Ketinggian bangunan ini diperkirakan sekitar 115 meter, dan ini merupan bangunan tertinggi yang dibangun manusia dalam masa beratus-ratus tahun. Bangunan ini didirikan diatas batu karang dilaut, terbuat dari batu keras yang dipahat untuk kemudian dituangkan timah didalamnya sehingga tak ada bagian dalamnya yang dapat dimasuki air laut. Menara ini terdiri dari empat tingkat, yang pertama atau yang paling bawah adalah bangunan dengan persegi empat, sayangnya saya tidak bisa menemukan seberapa tinggi bangunan yang pertama ini. Lalu yang kedua berbentuk segi delapan, yang ketiga bulat, dan yang terakhir adalah bangunan terbuka dengan tempat-tempat api yang akan menjadi pedoman kapal serta sebuah kaca cermin besar. Mungkin karena tempat-tempat api ini pula ada sebagian sumber yang saya temui menamakannya Lighthouse of Alexandria. Konon api-api dibagian atas yang digunakan sebagai penerang itu dapat terlihat dari jarak sekitar 56 KM.

Pada setiap tingkat itu disertai balkon yang menghadap ke kota. Dalam menara terdapat pula bilik-bilik yang saling berhubungan, jumlah dan saling hubungannya menimbulkan banyak kekaguman. Diceritakan pula, konon setiap memasuki menara ini akan kebingungan dan akan sesat jalan karena banyaknya jumlah bilik itu, disamping tingkat dan lorong-lorong yang ada didalamnya. Yang tak kalah menarik adalah keberadaan cermin besar itu sendiri, selain bahan baku dan maksud ditempatkannya serta daya tahannya yang merupakan suatu keajaiban. Ada banyak cerita menarik mengenai kaca cermin yang berada diatas mercusuar ini, dimulai dengan cerita yang mengatakan bahwa cermin itu sangat besar terbuat dari batu tipis transparan, dan dapat melihat kapal yang datang dari kawasan Romawi yang cukup jauh dari pandangan mata. Yang lain bercerita tentang cermin itu menyebut kaca itu merupakan pembuatan yang sangat cermat, lalu yang lain bercerita bahwa cermin itu dari besi China. Yang paling menarik adalah kisah yang menceritakan bahwa cermin ini dapat membakar kapal-kapal musuh, yaitu dengan cara memutar kearah matahari yang condong keperaduannya. Saya sendiri belum bisa membayangkan hal ini, namun apapun itu saya yakin kita semua sepakat bila peletakan cermin dengan ukurannya yang besar tentu telah melalui pemikiran yang sangat maju pada masa itu.

Hal lain yang unik adalah ketika orang-orang muslim menguasai menara dan kota Iskandariah, menara itu masih dalam keadaan utuh, namun itu tak berlangsung lama. Banyak pihak yang menyebut menara itu telah dihancurkan separuhnya yang dikarenakan diketahui ada harta karun dibawah menara itu. Adalah seorang utusan dari Romawi yang mengatakan kepada seorang tokoh musim bahwa dibawah menara itu terdapat harta karun. Maka akhirnya pasukan dari pihak muslimin itu mencoba membongkar sebagian menara dan mencopot cermin besar itu, namun setelah sebagian dibongkar tak ditemukan apapun. Pasukan Musim tersadar kalau-kalau mereka telah ditipu, selain tak dapat harta yang disebutkan, pasukan muslimim pun tak dapat memantau keberadaan kapal-kapal pihak Romawi dari laut dengan cermin yang sebelumnya terpasang diatas menara itu. Sungguhpun telah membangun kembali dan meletakkan cermin itu diatasnya, namun cermin itu sudah tak berfungsi sebagaimana sebelumnya.

Bila cerita diatas benar adanya, maka saya pun menarik kesimpulan tentang api yang berada diatas menara itu yang dapat terlihat dari jarak 56 KM itu mungkin ada benarnya. Kobaran api itu memantul pada cermin yang ketika itu memang menjadi sebuah mata pengintai kapal-kapal pasukan Romawi, bahkan konon orang dapat melihat segalanya ke Konstantinopel melalui cermin itu. Sayangnya, bangunan ini kini hanya tinggal kenangan. karena bangunan ini telah hancur, meskipun bangunan ini tampak perkasa, namun bangunan ini sepertinya tidak dirancang untuk menghadapi gempa. Dalam berbagai sumber, ada sedikit perbedaan tentang jumlah gempa yang menghancurkan menara ini, ada yang menyebut sebanyak tiga gempa telah meluluh lantahkan menara ini, dan yang lainnya menyebutkan dua gempa saja. Yang sebanyak tiga kali gempa itu ditulis terjadi pada tahun 956, 1303 dan 1323, yang kedua gempa terakhir adalah yang disebutkan pada pendapat dua gempa yang lain. Hal ini hanya bagian kecil dari perbedaan, meskipun ada namun dengan menyebutkan salah satunya toh tahun pada yang kedua sama dengan yang lain, dan bencana yang menghancurkannya pun seragam, yaitu gempa.

Tokoh Kunci Nazi

Posted by cihuynutkid


Nazi, sebuah partai yang pernah berkuasa di Jerman, jelas tak lepas dari nama seorang Adolf Hitler. Seorang yang dianggap menjadi biang keladi pecahnya Perang Dunia ke-2. Memang tak bisa dipungkiri, meski pada faktanya Hitler tidak bekerja sendiri, namun dialah yang menjadi otak dan penggerak Nazi. Bukan hanya itu, hal yang menurut saya fenomenal adalah, dia mampu membawa Jerman yang seusai Perang Dunia ke-1 menjadi menderita dalam cengkraman Sekutu, namun dalam waktu singkat mampu terbebas dari Sekutu dan menjadi penguasa Eropa. Seusai kalah perang pada PD 1, Jerman seperti sebuah negara yang pesaitan, dimana Jerman harus tunduk pada perjanjian Versailess akibat PD 1.

Isi perjanjian Versailess:

  1. Jerman harus menarik mundur pasukannya dari Prancis, Belgia, Luksemburg, dan Prusia Timur
  2. Jerman harus menyerahkan sebagian wilahnya seperti Rheinland, Sudentenland, sebagian Prusia Timur, serta menyerahkan koloninya di Afrika dan Pasifik.
  3. Jerman harus menyerahkan kembali Provinsi Alsace dan Loraine yang diperoleh ketika Perang Prusia-Prancis pada tahun 1871
  4.  Jerman harus menyerahkan 5.000 artileri, 25.000 senapan mesin, 5.000 lokomotif, 5.000 truk, 15.000 gerbong, 1.700 pesawat tempur (bomber), serta semua kapal selam dan semua kapal perang Jerman harus dikirim ke Scape Flow untuk dibagi-bagikan oleh sekutu.
  5. Jerman harus memberikan ganti rugi sebesar 5 milliar dolar AS dalam bentuk emas atau yang setara mulai bulan Mei 1921.
  6. Jerman tidak boleh memiliki tank, pesawat tempur, bomber, dan kapal perang.
  7. Industri perang Jerman akan diawasi dengan ketat.
  8. Jerman hanya boleh memiliki 100.000 tentara.


Perjanjian tersebut tentu sangat merugikan Jerman dan membuat rakyat Jerman seperti diinjak-injak harga dirinya, sehingga secara tak langsung menimbulkan kebencian terhadap dunia. Pada situasi seperti ini, dimana keadaan Jerman sedang dalam keterpurukan, muncullah Adolf Hitler yang kemudian berusaha membangkitkan nasionalisme rakyat Jerman. Meski Adolf Hitler yang menjadi aktor utama, namun beberapa nama juga ikut menjadi suksessor dalam kedigdayaan Nazi kala itu. Ada beberapa tokoh yang menjadi tokoh kunci dalam menjadikan Nazi Jerman begitu ditakuti pada PD 2. Berikut tokoh-tokoh yang paling berpengaruh dalam tubuh Nazi:

Adolf Hitler (20 April 1889 - 1 Mei 1945)

Hitler dan Partai Nazinya adalah satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan. Hitler merupakan orang nomor satu dalam Partai Nazi, karena Hitler lah yang memelopori berdirinya Partai Nazi yang sebelumnya bernama Partai DAP (Deutsche Arbeiterpartei) atau Partai Buruh Jerman.

Hermann Goring (12 Januari 1908 - 15 Oktober 1946)

Hermann Goring adalah pemimpin militer Nazi yang berpangkat paling tinggi, yakni Reichmarchall sekaligus pemimpin Gestapo, Polisi Rahasia Nazi. Dia juga dianggap sebagai salah satu pencetus penyerangan terhadap Inggris dalam peristiwa yang dikenal sebagai Pertempuran Britania atau Battle of Britain.

Paul Joseph Goebbels (29 Oktober 1897 - Mei 1945)

Goebbels adalah orang yang sangat menentukan dalam pengambil-alihan kekuasaan parlemen ke tangan Nazi. Seorang tokoh propaganda yang jenius, dan dia juga yang mengobarkan semangat tentara Nazi ketika mental dan semangat mereka terjatuh. Disebabkan kefanatikannya terhadap Nazi dan Hitler, Goebbels ikut bunuh diri bersama keluarganya mengikuti langkah Hitler dengan minum racun dipenghujung akhir kekuasaan Nazi Jerman.

Walter Richard Rudolf Hess (26 April 1894 - 17 Agustus 1987)

Rudolf Hess adalah tokoh terkemuka Nazi, dialah wakil Hitler di Partai Nazi. Menjelang perang terhadap Uni Soviet, dia terbang ke Skotlandia guna merundingkan kesepakatan damai, tetapi ditangkap. Dia diadili di Nuremberg dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Dia adalah tokoh yang dipuja-puja dikalangan kaum neonazi.

Otto Skorzeny (12 Juni 1908 - 6 Juli 1975)

Pada mulanya, Skorzeny bukanlah tokoh yang menonjol di Partai Nazi, namun Skorzeny memiliki keunggulan, terutama keberanian dan kenekatannya dalam berperang. Nama Skorzeny terkenal ketika berhasil melakukan misi penyelamatan terhadap Mussolini. Oleh Hitler Skorzeny dijuluki sebagai "pria yang paling berbahaya di Eropa".

Martin Bormann (17 Juni 1990 - Tidak diketahui)

Bormann adalah sekretaris pribadi Hitler, dia yang mengatur semua hal,  dari pidato, mengatur pertemuan, menyederhanakan administrasi, pembuatan surat wasiat hingga terlibat langsung dalam prosesi pernikahan Hitler. Salah satu kontroversi Bormann adalah berita kematiannya yang tidak jelas.

Heinrich Luitpold Himmler (7 Oktober 1990 - 23 Mei 1945)

Himmler adalah pemimpin SS yang juga mengontrol Gestapo serta sebagai ketua palaksana Holocaust. mungkin Himmler adalah seorang petinggi Nazi yang paling kejam dan brutal, sebagai pemrakarsa kamp konsentrasi dia diperkirakan telah menjagal 6-11 juta kaum minoritas. Mereka yang dijagal adalah orang Yahudi, Slavia, Homoseksual, Gipsi dan orang dari banyak bangsa lainnya.

Itulah beberapa tokoh yang menjadi tokoh kunci Partai Nazi dalam beberapa tahun kekuasaannya. Mungkin hampir ditiap buku sejarah selalu mengisahkan tentang kekejaman mereka. Namun apapun itu, keberadaan mereka telah tercatat dalam sejarah, tak peduli seberapa kejam mereka. Setelah keterpurukan yang melanda Jerman, paska PD 1, Hitler muncul sebagai pengobat rasa sakit rakyat Jerman dengan nasionalismenya. Namun, apaun itu, segala bentuk kekejaman bukanlah cara dan jalan yang benar. Lalu bagaimanakah sikap rakyat Jerman sekarang atas apa yang telah dilakukan Hitler dimasa terdahulu? Bukankah Hitler telah menumbuhkan kembali nasionalisme rakyat Jerman, walaupun diakhir kisah ternyata Jerman pun menjadi negara kalah perang pada PD 2. Isu-isu politik seakan memojokan Hitler dan kroninya pada tingkat kekejaman yang sangat brutal. Ya, bagaimanapun, Hitler dan Partai Nazinya telah mencatatkan sejarah penting dalam kehidupan umat manusia. Hingga pada akhirnya pemenang peranglah yang akan membuat berita dan menguasai isu-isu dunia, dalam hal ini adalah Sekutu dam kroni-kroninya. Sebagai gambaran atas perbandingan Nazi, ada baiknya kita menilik bagaimana bangsa Kolonial Belanda pada saat menjajah Indonesia. Kerja paksa yang diselenggarakan Belanda, penindasaan serta kesewenang-wenangan yang saya yakin itu sama kejamnya dengan apa yang dilakukan Nazi. Lalu kenapa sejarah dunia meletakkan seolah-olah Nazi itu lebih menyeramkan ketimbang Kolonial Belanda yang menjajah Indonesia?

Ingatlah, Sejarah itu ditulis oleh sipemenang perang. Lepas belengu kalian dan mulailah berpikir dengan bijak dan adil. Bila kalian memang mengatakan Nazi itu kejam, kalian juga harus lebih keras mengatakan Amerika, Israel dan kroni-kroninya lebih kejam.


Kalatidha, sebuah puisi karya sastrawan surakarta yang sangat terkenal, menggambarkan sebuah zaman yang mulai rusak dan mengalami kerepotan. Puisi yang sangat menyentuh dari seorang bernama R. Ng. Ranggawarsita, semoga puisi ini dapat menyadarkan kita tentang dunia yang mulai edan sekarang ini.
R. Ng. Ranggawarsita - sumber http://sagasitas.org


Kalatidha

Keadaan negara waktu sekarang
sudah semakin merosot,
keadaan tata negara telah rusak,
karena sudah tak ada yang dapat dijadikan panutan,
sudah banyak yang meninggalkan petuah-petuah
serta aturan-aturan lama,
orang cerdik cendikiawan
telah terbawa arus zaman gemblung,
suasana sangat mencekam,
karena dunia penuh dengan kerepotan.

Sebenarnya, rajanya raja yang baik,
patihnya juga cerdik,
semua anak buahnya berhati baik,
pemuka-pemuka masyarakatnya juga baik,
namun, segala itu tak menciptakan kebaikan,
oleh karena daya zaman kalabendu.

Bahkan kerepotan-kerepotan makin menjadi-jadi,
lain orang lain pikiran dan lain maksudnya,
waktu itulah perasaan sang pujangga menangis,
penuh kesedihan,
mendapatkan hinaan dan malu,
akibat dari perbuatan seseorang,
tampaknya orang itu memberi harapan menghibur,
sehingga sang pujangga yang sangat gembira hatinya menjadi tak waspada.

Persoalannya dikarenakan kabar angin yang tak menentu,
akan ditempatkan sebagai pemuka,
tetapi akhirnya hanya kebohongan,
bahkan tak mendapat perhatian sama sekali,
sebenarnya kalau direnungkan,
apa gunanya menjadi pemuka,
hanya akan membuat kesalahan-kesalahan saja,
lebih-lebih bila ketambahan lupa diri,
hasilnya tak lain hanya kerepotan.

Menurut buku panitisastra,
sebenarnya sudah ada peringatan,
di zaman yang penuh kerepotan dan kebatilan ini,
orang yang berbudi tak terpakai,
demikianlah jika kita meneliti,
apakah gunanya meyakini kabar angin,
akibatnya hanya akan menyusahkan hati saja,
lebih baik membuat karya-karya,
tentang kisah zaman dahulu kala.

Membuat kisah lama ini,
dapat dipakai kaca benggala,
guna membandingkan perbuatan yang salah dan yang betul,
sebenarnya banyak sekali contoh-contoh dalam kisah-kisah lama,
mengenai kehidupan yang dapat mendinginkan hati,
akhirnya pasrah dan menyerahkan diri pada kehendak Tuhan,
segala itu karena tengah menghadapi kejadian yang tak masuk akal.

Hidup di dalam zaman gemblung memang repot,
akan mengikuti tidak sampai hati,
tetapi kalau tidak mengikuti geraknya zaman
tak mendapat apapun juga,
akhirnya dapat menderita kelaparan,
namun sudah menjadi kehendak Tuhan,
walaupun orang yang lupa itu bahagia,
namun, masih lebih bahagia bagi orang yang senantiasa ingat dan waspada.

Segalanya itu sebenarnya dikarenakan keinginan hati,
betul tidak? memang benar kalau ada yang mengatakan demikian,
namun, sebenarnya di dalam hati repot juga,
sekarang sudah tua,
apa pula yang dicari,
lebih baik menyepi diri,
agar mendapat ampunan dari Tuhan.

Lain lagi bagi yang sudah kuat,
mendapat rahmat Tuhan,
bagaimanapun, nasibnya selalu baik,
tidak perlu bersusah payah,
tiba-tiba mendapat anugerah,
namun demikian, masih juga berikhtiar.

Apapun dilaksanakan,
hanya membuat kesenangan,
pokoknya tidak menimbulkan persoalan,
agaknya ini sesuai dengan petuah yang mengatakan
bahwa manusia itu wajib ikhtiar untuk terus memilih jalan yang baik,
disertai dengan usaha,
juga harus awas dan waspada agar mendapat rahmat Tuhan.

Ya Allah ya Rasulullah,
yang bersifat pemurah dan pengasih,
mudah-mudahan memberikan pertolongan kepada hambamu
di saat-saat menjelang akhir ini,
sekarang kami telah tua,
akhirnya nanti bagaimana?
hanya Tuhanlah yang mampu menolong kami.

Mudah-mudahan kami dapat sabar dan sentosa,
seolah-olah dapat mati di dalam hidup,
lepas dari kerepotan,
serta jauh dari keangkaramurkaan,
biarkanlah kami hanya memohon karunia-Mu,
agar mendapat ampunan sekadarnya,
kemudian kami serahkan jiwa dan raga kami.

Sumber: Zaman Gemblung karya: Sri Wintala Achmad

Orang Bunian

Posted by cihuynutkid
Gunung Daik, tempat yang disinyalir sebagai kediaman orang bunian



Cerita ini gue dapat dari seorang ibu ketika gue berkunjung ke tanah melayu Riau, dia bercerita tentang orang bunian ini. Awalnya gue bingung dengan wujud asli orang bunian ini, karena dari yang gue tau sebelum ini, orang bunian itu semacam mahluk halus yang menyeramkan. Tapi setelah gue mendengarkan cerita dari si ibu itu, ternyata berbeda dengan apa yang gue bayangkan.

Konon orang bunian ini ikut berbaur dengan masyarakat, biasanya mereka pergi kedaerah-daerah pasar atau tempat keramaian. Dan biasanya, mereka akan datang saat salah satu penduduk sedang mengadakan acara. Mereka meminjamkan alat-alat masak, kuningan bahkan emas. Tapi menurut kabar, kini orang bunian sudah enggan berbaur, karena barang-barang yang dipinjam penduduk banyak yang tidak dikembalikan. Hal yang unik dari orang bunian ini, mereka tinggal digunung, hutan atau tempat-tempat terpencil. Banyak pula yang berpendapat bahwa ruang waktu kita dan orang bunian itu berbeda. Ada cerita, konon bila seseorang dibawa/ diajak orang bunian ini main ketempatnya, maka ketika orang itu kembali seakan-akan orang yang diajak itu telah berpergian lama sekali, bahkan sampai bertahun-tahun, padahal orang itu hanya sebentar saja bermain ke tempat orang bunian itu.

Lebih lanjut, ketika gue coba bertanya pada si ibu tentang bagaimana rupa orang bunian itu, si ibu hanya memberikan beberapa ciri saja. Diantaranya, mereka tidak ada lekuk dibawah hidung seperti umumnya manusia normal, dan bentuk kakinya yang aneh. Menurut cerita yang berkembang, orang bunian ini banyak harta dan mereka sopan. Terkadang mereka mendatangi suatu perkampungan dan mengambil seorang warga kampung untuk dijadikan pasangan hidupnya.

Memang aneh cerita tentang orang bunian ini, tapi sampai sekarang masih banyak yang percaya kalo orang bunian itu benar-benar adanya. Khususnya buat warga di daerah Kepulauan Riau, orang bunian bukan hanya dongeng, tapi banyak dari mereka khususnya para tetua yang meyakini bahwa orang bunian itu memang ada. Khusus didaerah KepRi, orang bunian ini konon bertempat tinggal disekitar Gunung Daik yang bercabang tiga di daerah Lingga. Well, kira-kira gimana menurut kalian??



Rabu 8 November 1939, Hitler masuk ke Burgerbraukeller disambut dengan gegap gempita oleh teriakan “Sigh Heil” berulang kali. Ketika baru 57 menit berpidato, Hitler mengakhiri ucapannya dan berjalan meninggalkan aula itu. Lalu konvoi kendaraan membawanya ke stasiun kereta. Kemudian 8 menit setelah itu terdengar sebuah ledakan dahsyat dari arah Burgerbraukeller, 6 orang tewas seketika dan 2 lainnya tewas beberapa jam kemudian serta 65 orang lainnya terkapar luka parah. Namun itu tak berarti apa-apa, kerena sang target yang tak lain adalah Hitler telah meninggalkan tempat itu 8 menit yang lalu.

Tepat setahun yang lalu ditahun 1938, seorang pandai kayu dan pembuat jam dari Swiss, Georg Elser mendatangi Burgerbraukeller dimana ketika itu Hitler biasa mengadakan pidato disana guna memperingati gagalnya upaya Hitler untuk menggulingkan pemerintahan Republik Weimar. Ketika itu Hitler berpidato panjang lebar penuh semangat selama 90 menit dalam memperingati dan penghormatan kepada pendukung Hitler yang tewas pada aksi tahun 1923 itu. Georg Elser bukanlah salah satu dari pendukung Hitler, dia datang untuk mencatat waktu kedatangan Hitler, berapa lama ia berpidato dan posisi berdiri sang diktator dipodium. Elser adalah seorang buruh biasa di Jerman yang bertekad membunuh Hitler dengan alasan yang mirip dengan para kelompok konspirasi lainnya yang menentang Hitler. Elser sangat marah dengan semakin meningkatnya totaliterianisme yang dibawa NAZI ke kaum buruh Jerman. Meski banyak kelompok-kelompok konspirasi yang menentang Hitler, namun Elser tidak ada hubungannya dengan salah satu dari kelompok itu.

Setelah dalam pengamatan itu, Elser berkesimpulan, bahwa cara terbaik untuk membunuh diktaktor itu adalah dengan menyelundupkan bom waktu kedalam gedung itu. Memasangnya di dalam pilar dan meledakkannya ketika Hitler berpidato. Lalu selama 8 bulan berikutnya, Elser secara hati-hati mengumpulkan perkakas dan membuat bom waktu yang seakurat mungkin. Perangkat bomnya mencangkup 50 kilogram peledak high-explosive, enam system gerakan jam, kabel, batere 6 volt. Seluruh perangkat itu dia masukan kedalm casing peluru artileri 180 mm dari kuningan yang entah dari mana ia bisa mendapatkannya. Tanggal 5 Agustus 1939, Elser tiba di Munich guna memulai misinya itu. Setiap malam, beberapa menit sebelum 23.30 ia bersembunyi di galeri Burgerbraukeller menunggu sampai gedung tutup dan mematikan semua lampunya.

Herbert Mason memaparkannya dengan detail:

Bekerja dengan penerangan minim dari lampu senter yang diselimuti sapu tangan biru, Elser dengan hati-hati mempreteli papan penghias dinding yang mengelilingi panel empat persegi panjang penutup kolom. Hati-hati pula ia mengebor satu lubang disatu sudut atas panel kayu dan memasuki gergaji khusus pembuat lemari. Dengan hati-hati Elser mulai memotong serta membuang panel tersebut. Ia bekerja selama 3-4 jam, lalu membersihkan bukti-bukti kegiatannya sebelum tidur dikursi. Ia hanya menggergaji beberapa millimeter, mengganti papam penghias dinding, memunguti serbuk gergaji. Namun semua itu tidak merontokan kesabarannya. Ia menghabiskan 3 malam hanya untuk mencopot panel.
Jejak kerja modifikasinya tidak bisa dideteksi… Ia mengikis pengekang dan bagian rongga dalam sekaligus, memakai palu dan pengebor baja manual dari berbagai diameter. Setiap hantaman bergema di  pukulan lebih keras dari biasanya, ia menanti suara rebut dari seberang jalan untuk menutupi suara hantamannya. Karena ia bekerja sebelum subuh, tidak jarang ia harus menunggu lama sebelum menghantamkan palu.

Bukan tanpa perhitungan, Elser menggunakan dua jam alarm untuk timer bom rakitannya. Satu ia rangkaikan dengan perangkat pemicu cadangan, yang akan bekerja bila pemicu utama gagal. Pada system itu ia memasangkan system batang dan roda gigi yang jika dinyalakan akan bergerak akurat waktunya. Pada hari Kamis, 2 November, Elser mulai memasang bahan peledak dan detonator didalam kolom. Dua hari berikutnya ia mencoba pewaktu untuk terakhir kalinya, dan alat itu bekerja tanpa cacat. Senin, 6 November, ia mulai merangkai dan mengaktifkan perangkat mautnya. Pukul 06.00 pagi pewaktu mulai dinyalakan, bom akan meledak tepat 63 jam, 20 menit kemudian, yakni tepat pada hari kamis 8 November jam 21.20. Dinihari Rabu, sekali lagi ia datnag ke Burgerbreukeller untuk memastikan bom waktunya masih bekerja. Detik jam terdengar, pertanda semua bekerja lancar. Setelah memastikan semuanya lancar lalu Elser pergi meninggalkan Jerman menuju Swiss. Jika semua berjalan sesuai rencana, maka bom itu akan meledak ketika Hitler tengah berpidato dan akan mencabi-cabik tubuh sang diktator itu.

Namun semua itu sia-sia, Hitler menyelesaikan pidatonya lebih cepat dari biasanya, dan meninggalkan aula dengan segera setelah selesai berpidato. Delapan menit setelah Hitler pergi meninggalkan aula itu, ledakan keras berdentum, menghancurkan pilar dan karena kuatnya ledakan, hamper seluruh langit-langit ambrol. Tidak diragukan lagi, bila saja Hitler meneruskan pidatonya seperti yang biasa, maka tubuh Hitler akan sulit dikenali. Entah takdir atau memang insting Hitler yang mendorongnya untuk lebih cepat meninggalkan aula itu dari yang biasanya. Dan sebenarnya kejadian ini hanyalah salah satu dari lolosnya Hitler dari aksi-aksi kelompok konspirasi yang ingin mencoba membunuhnya.
Lalu, Elser sendiri gagal mencapai Swiss, ia ditahan oleh pengawal perbatasan tidak sampai 100 meter dari perbatasan Swiss-Jerman. Setelah dipaksa menunjukan isi sakunya, polisi menemukan sejumlah benda yang mencurigakan, pegas jam, roda gigi kecil, detonator alumunium kecil, dan kartu pos bergambar Burgerbreukeller. Meski interogasi berkepanjangan, Gestapo percaya pada pengakuan Elser bahwa dirinya adalah pelaku tunggal. Anehnya, meski Elser yang telah jelas bersalah, tidak dieksekusi langsung. Ia hidup hingga akhirnya pemimpin besar SS Heinrich Himmler memerintahkan eksekusi Elser hanya sekitar 2 pekan sebelum perang di Eropa berakhir. Elser diduga kuat menjalani aksinya atas sepengetahuan Himmler dan Reinhard Heydrich yang sangat diuntungkan dengan upaya Elser.

Dalam kisah ini, saya yakin apa yang tertulis dibagian akhir pada paragraph diatas memang ada benarnya. Meskipun Elser mengaku sebagai pelaku tunggal dan tak ada sangkut pautnya dengan kelompok-kelompok konspirasi lainnya yang membenci Hitler. Namun yang masih mengganjal adalah bagaimana Elser mendapatkan bahan-bahan peledak dan keahlian merakit bom. Dalam membongkar pilar saya singkirkan keraguan ini, karena Elser memang seorang tukang kayu, dan dia juga seorang pembuat jam yang tentunya saya juga percaya dia ahli dalam pembuatan timer. Namun apa pembuatan bom itu hanya masalah timer saja? Lalu dari mana Elser belajar pembuatan bom itu? Belum lagi bahan-bahan peledak, yang dalam kasus ini ledakannya bukanlah ledakan biasa, tapi ledakan yang sangat kuat. Tapi selalu ada kemungkinan pula bila Elser benar-benar bekerja sendiri, dan saya belum bisa berspekulasi dalam hal ini. Mungkin dalam kesempatan lain saya akan mencoba mencari tau tentang hal-hal lain yang menarik tentang Georg Elser dalam upayanya membunuh Hitler. Lebih lanjut saya mempersilahkan pembaca menarik kesimpulan masing-masing atas kejadian diatas.


Getek-getek bamboo di sungai Ciliwung tempat mandi warga, mencuci, buang hajat, dan mengambil wudhu kini sudah menghilang di Jakarta. Ciliwung tempo dulu sangat bersahabat dengan penduduk setempat. Bahkan, ikut andil dalam memberikan rezeki kepada tukang binatu yang hingga tahun 1950-an banyak kita dapati mereka mencuci pakaian di Ciliwung. Ciliwung yang mengalir dari daerah selatan di Kwitang menghubungkan Parapatan dan Pejambon. Tiap Ahad pagi, ribuan warga Jakarta mendatangi Kwitang untuk menghadiri majelis taklim di Mesjid Kwitang yang sudah berlangsung lebih satu abad. Pendiri majelis ini adalah Habib Ali Alhabsyi putra Betawi kelahiran Kwitang yang lahir 1870 dan wafat 1968. Disamping majelis taklim, dia juga membangun sekolah Islam dengan sistem kelas untuk putra dan putri. Sayang madrasah modern yang telah banyak menghasilkan para ulama Betawi sejak masa Jepang hingga kini tidak berhasil dilanjutkan oleh para penggantinya.

Kampung Kwitang juga terkenal dengan kisah Nyai Dasima yang terjadi pada 1813 di masa pemerintahan Inggris (Letnan Gubernur Thomas Raffles). Dasima, gadis dari desa Kuripan, Parung, Bogor dipelihara dan sekaligus menjadi nyai (kawin tanpa di nikahi alias selir), oleh Meneer Edward Willem yang tinggal di Pejambon.  Samiun, anak Kwitang yang menjadi kusir sado dan kerap ditumpangi sang nyai, jatuh hati. Kemudian Samiun dan Dasima saling kasmaran. Anak Kwitang ini akhirnya berhasil menikahi Nyai Dasima. G. Francis yang menulis naskah tentang Nyai Dasima dan kemudian di tulis ulang oleh seniman Betawi almarhum S.M. Ardan, digambarkan sebagai dara yang berparas cantik, berambut panjang, dan kulit kuning langsat. Sayangnya, istri pertama Samiun yang bernama Hayati begitu cemburu hingga menyuruh seorang jagoan Kwitang, Bang Puase, untuk membunuh Nyai Dasima. Dia dibunuh ketika sedang berduaan dengan suaminya, Samiun, naik sado untuk pergi ke kampung Kwitang untuk menonton “Cerita Amir Hamzah”.

Lokasi pembunuhan kira-kira di bawah jembatan Kwitang perempatan (dekat toko buku Gunung Agung dan Markas Marinir Parapatan). Kisah tragis ini telah beberapa kali difilmkan, disamping sandiwara dan sinetron. Bang Puase sendiri akhirnya di hukum pancung di Gedung Bicara (kini Museum Sejarah DKI Jalan Fatahilah 1), Jakarta Barat. Kalau sekarang kita mendatangi Kwitang, Ciliwung sudah tidak lagi bersahabat. Di samping getek-getek bamboo yang menghilang, Ciliwung kotor seperti air comberan dan tidak terbayangkan dulu warga sering berenang sambil ngebak di kali yang jernih dan dalam.

Di copy dari buku “Waktu Belanda Mabuk Lahirlah Batavia” karya Alwi Shahab
Welcome to My Blog

About

Menapaki tilas sejarah, seni, misteri, budaya, teknologi dan informasi umum

Total Pageviews

Recent Comments

Followers

- Copyright © bungpuyuh -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -